kerja online yang mudah dan murah

Earn Extra Money in this Link!

Minggu, 12 Oktober 2014

Wesagung: awal mula hutan para kambing (2)



Si Kakam lama termenung dalam kesunyian. Si embing mulai tak sabaran, ia menghampiri Kakam. Tetapi, tiba-tiba Kakam meneruskan pembicaraannya.

“Raja Agung menyadari bahwa kerajaan lama-lama bakal dipenuhi oleh banyak kambing. Ia harus mempunyai sebuah rencana supaya tidak terlalu banyak kambing yang memasuki kawasan Wesagung. Akhirnya, kejadian tersebut terjadi di sana.”

Kakam menghentikan penjelasannya sambil menarik nafas panjang. Ia menunduk dan mengembik perlahan, sementara Embing hanya bisa menunggu Kakam melanjutkan kisahnya…..


* Wesagung, sekitar 450 tahun dari waktu Kakam dan Embing tiba di sana.

Cerita bermula pada saat Raja Agung, raja pertama kerajaan Wesagung mengadakan musyawarah bersama para petinggi kerajaan. Para petinggi yang hadir pada waktu itu diantaranya adalah Mahapatih kerajaan- ia bernama Bandot, Penasihat pribadi raja- bernama Item, Pengawal setia raja- bernama Balada, Kepala pasukan Kerajaan- bernama Pandanan, Kepala pasukan kota raja- bernama Gusta, para sesepuh kambing dan tetua adat kerajaan Wesagung. Mereka semua membicarakan kelangsungan hidup bagi kerajaan kambing terbesar di Jawa itu.

“Bagaimana semuanya, apakah ada saran atau usul terhadap banyaknya warga daerah lain yang ingin bergabung ke Wesagung ini?” Raja Agung memulai musyawarah tersebut.

“Begini Kanjeng Gusti Raja Agung,” Mahapatih kerajaan angkat bicara sambil menghormat ke Raja Agung. “Kita semua tahu, bahwa kerajaan Wesagung akhir-akhir ini mulai sesak oleh banyaknya warga daerah lain yang ingin menjadi rakyat Wesagung. Tapi kita harus bisa memanfaatkan mereka dengan sebaik-baiknya, Gusti.” Bandot menghentikan kata-katanya untuk melihat reaksi Raja Agung.

“Hmm, apa maksudmu Mahapatih, katakan dengan lebih jelas.” Perintah Raja Agung.

“Begini Kanjeng Gusti. Akhir-akhir ini, saya mulai melihat pergerakan mencurigakan dari kerajaan tetangga. Alangkah bagusnya, kalau kita memanfaatkan warga-warga ini untuk menjadi mata-mata bagi kerajaan tetangga, Gusti. Atau, kita bisa menjadikan mereka sebagai bala tentara cadangan untuk berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan.” Bandot kembali menghentikan penjelasannya. Ia menunggu reaksi Raja Agung.

“Hmm, apakah berita itu benar Mahapatih?” Raja Agung meragukan ucapan Bandot. Sang Mahapatihpun berniat kembali angkat bicara, tetapi Pandanan-Kepala pasukan kerajaan sudah berbicara duluan.

“Maaf Mahapatih, saya potong sebentar. Saya hanya ingin melaporkan kepada Kanjeng Gusti Raja Agung bahwa apa yang dibicarakan Mahapatih benar adanya. Bahwa mulai ada pergerakan mencurigakan dari kerajaan tetangga, seperti sebuah kegiatan untuk melancarkan serangan ke kerajaan kita, Kanjeng Gusti.” Pandanan berhenti berkata sambil memberi penghormatan ke Raja. 

Merahlah muka sang Raja mendengar penjelasan kepala pasukan kerajaan. Sebenarnya ia sungkan mempercayai penjelasan tersebut. Tetapi jika yang berbicara adalah pandanan ia mulai sedikit percaya kalau apa yang disampaikan merupakan sebuah kebenaran yang harus diperhatikan.

“Siapa lagi yang ingin memberi laporan?” Tanya sang Raja. Yang lain serentak mulai membungkuk dan berharap diberi izin bicara duluan. “Baiklah, Gusta apa yang bisa kamu sampaikan.” Raja Agung menunjuk ke arah Gusta- kepala pasukan kota raja.

Gusta membungkuk dalam dan mulai menerangkan keadaan kota raja selama sebulan ini. Mulai banyak cerita-cerita miring terhadap warga pendatang, dan pada dasarnya warga asli Wesagung tidak menyukai kedatangan para pendatang tersebut. Bahkan ada selentingan isu yang menyatakan bahwa akan diadakan pemusnahan para warga pendatang tersebut. Dan ini yang mulai membuat keadaan kota raja dalam keadaan gawat. Gusta juga menceritakan, sebagian pasukannya masih berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan yang ada.

Raja Agung menggosok dagunya yang kasar. Banyak sekali perkembangan buruk yang terjadi selama warga pendatang mulai memasuki Wesagung, khususnya kota raja. Raja Agung menarik nafas panjang. Apa yang harus ia lakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut? Lalu laporan apalagi yang akan diterima Raja Agung dari para petinggi kerajaan? Saksikan selengkapnya di episode mendatang.

(Bersambung Ke episode Ke 3)

(Jangan lupa cantumkan link/alamat web cerita ini jika pembaca sekalian ingin mencopypaste. Terima kasih ^^)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar